Postingan

satu puisi

Ampunkanku Entah langkah apa lagi yang harus ku tempuh Salah, salah dan selalu salah Ya Allah, saat cadas itu tak lagi tegar Terkikis debur ombak emosi Tidak kurang 365 hari Ribuan jam yang menyakitkan Kutampung luka hingga sesak Jikalau bisa berandai-andai Saat ini aku tengah jatuh terjerembab Entah dimana lagi   ku bisa temukan enegi hidup Saat bongkahan semangatku semakin hancur berkeping-keping Mulut-mulut itu terus saja bersilat Merajam siapa saja yang disekitarnya Ya Allah, bagaimana lagi aku harus bersikap? Saat pedih ini dirasakan pula oleh orang terkasihku? Sengaja kupendam dalam-dalam semuanya Menguburnya hingga tak ada bau yang menguap Tapi apa? Ternyata segelintir orang ‘baik’ terus saja menimpaku Hingga semua luka itu membuncah ke permukaan Merobek luka yang kering Ya Allah, Engkau memang Mahaadil Bagaimana tidak? Disaat mereka menikam dan memedangiku hingga jatuh tersungkur Adasaja tangan dan telinga yang siap meraih

Makalah Salman Al-Farisi

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Salman Al-Farisi adalah salah seorang diantara sekian banyak sahabat Rasulullah yang pandai dalam bersiasat perang. Ia adalah pemimpin kota Mada’in yang terkeenal dengan kerendahan hati dan kesederhanaannya dalam kesehariannya, Salman Al-Farisi selalu menjadi tauladan yang baik bagi rakyatnya. Rasulullah menyebutnya sebagai bagian dari ahlul bait . Salman berasal dari desa dekat Isfahan. Semula, Salman adalah seorang non muslim dari Persia, namun karena ingin membuktikan kebenaran gurunya mengenai kerasulan Muhammad saw, akhirnya pergi ke Madinah dan bertemu Rasulullah. Sebelumnya misi mencari kebenaran berita kenabian tersebut dilakukannya hingga ke Arab Tengah, bahkan sempat menjadi budak seorang Yahudi. S etelah bertemu dan mengetahui tanda-tanda kerasulan Muhammad saw seperti apa yang disampaikan gurunya, akhirnya Salman menjadi seorang muslim. Tanda-tanda kenabian tersebut diantaranya adalah gumpalan yang terdapat dalam punggun