satu puisi


Ampunkanku

Entah langkah apa lagi yang harus ku tempuh
Salah, salah dan selalu salah
Ya Allah, saat cadas itu tak lagi tegar
Terkikis debur ombak emosi
Tidak kurang 365 hari
Ribuan jam yang menyakitkan
Kutampung luka hingga sesak
Jikalau bisa berandai-andai
Saat ini aku tengah jatuh terjerembab
Entah dimana lagi  ku bisa temukan enegi hidup
Saat bongkahan semangatku semakin hancur berkeping-keping
Mulut-mulut itu terus saja bersilat
Merajam siapa saja yang disekitarnya
Ya Allah, bagaimana lagi aku harus bersikap?
Saat pedih ini dirasakan pula oleh orang terkasihku?
Sengaja kupendam dalam-dalam semuanya
Menguburnya hingga tak ada bau yang menguap
Tapi apa?
Ternyata segelintir orang ‘baik’ terus saja menimpaku
Hingga semua luka itu membuncah ke permukaan
Merobek luka yang kering
Ya Allah, Engkau memang Mahaadil
Bagaimana tidak?
Disaat mereka menikam dan memedangiku hingga jatuh tersungkur
Adasaja tangan dan telinga yang siap meraih tanganku yang berlumur darah
Mendengar pilu di hati yang tertanggung
Ya Allah?
Salahkah aku menceritakan aib mereka?
Maafkan hamba Ya Allah,
Aku tak tahu lagi harus bagaimana?
Mengadu padaMu aku malu
Hingga luka yang berusaha kutambal tercium juga
Tumpahan air mata tak lagi terbendung
Aib kah ini?
Ya Allah, maafkan hamba
Hamba benar-benar hilang arah
Hamba benar-benar terjatuh
Merangkak pun begitu sulit
Tak sanggup ku pikul beban seberat ini
Meski aku masih meyakini bahwa
Engkau tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuanku
Aku tahu Ya Allah,
Engkau memberikanku cobaan dan ujian karena aku kuat
Meski terkadang ragaku tumbang
aaAmpunkanku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PRODUKSI SIARAN TELEVISI

Makalah Salman Al-Farisi

Berikut contoh berita 5w+1h